Telah musnah temaram yang kau gadai, berganti terang
yang mengandai
Mungkinkah kau lupa soal prasasti, yang tertoreh
dalam degub haru kematian? Terkembang-kembang selaksa wewangian
Angin mengaduk senja terantuk,
Gaduh melabuh hingga rubuh
Kau yang malang tertelan sendu jalang
Kau peraduk segala petaka, dibuat melambung
tercibir-cibir
Karenamu, lenyap gegar tabu, yang jadi cagak kabar
lelayu
Dan kini segalanya usai,
Dan kita menunggu-nunggu, api menjelma permadani
Cilacap, 29
januari 2012
0 komen:
Posting Komentar