yang udah berkunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

MAKASIH KUNJUNGANNYA, MAMPIR LAGI YA...

Rabu, 18 April 2012

Malam MInggu (baca : Sabtu malam)


Saya memang menyesal karena seseorang telah merampas benda-benda berharga milik saya. Namun, saya lebih menyesal karena seseorang membuat saya merasa menyesal.


Tiga minggu terakhir adalah minggu-minggu yang ajaib. Pada Sabtu malam, saya mengalami sebuah kecelakaan kecil. Kecelakaan ? hem, entah apa istilahnya. Ban motor saya bocor. Anehnya, tidak ada bekas paku disana. Ada sih lubang di ban, tapi seharusnya si lubang ada di bawah ban kan, bukan disamping ? Sementara lubang ban motor saya ada di bagian samping. Saat itu saya takjub dan merasa sangat keheranan. Sebab, kondisi ban masih dalam kondisi baik (kata si tukang tambal karena saya gak ngerti ban).
Sabtu malam di munggu berikutnya, kejadian serupa terulang. 


Jika dulu ban motor belakang yang bocor, sekarang ban depan yang bocor. Kejadiannya pun hampir serupa dan secara tiba-tiba. Saat itu, saya merasa jika malam minggu(baca : sabtu malam) adalah malam yang terkutuk buat saya.


Kemudian pada minggu berikutnya, setelah saya meliput sebuah konser dua penyanyi yang terkenal dan mengaggumkan, saya mengalami kesialan lagi. malam minggu itu, saya ditodong orang “sinting”. Dua orang yang membawa senjata berhasil menggondol ponsel, tas, dompet dan isinya. Bahkan, teman saya yang kebetulan membonceng pun mengalami hal serupa.


Saat itu, saya mencoba menghindar dari si penodong, namun senjata tajam yang terus menenerus diarahkan pada saya membuat nyali saya menciut. Akhirnya, saya menyerah. Saya menyerahkan barang-barang saya, termasuk rekaman suara yang harusnya akan digunakan untuk menulis sebuah liputan. Apalagi, terdapat uang-yang baru saya dapatkan dari kompas karena tulisan saya dimuat-yang akan saya berikan pada sebuah organisasi yang sedang defisit.


Saat itu, saya menyerah, saya pikir, sudah saatnya benda-benda pinjaman itu pergi. saya memang menangis, karena saya baru saja menghilangkan banyak hal-termasuk satu-satunya rekaman suara seseorang yang saya kagumi-seperti surat-surat berharga, atm, kartu identitas dsb. Saya tidak tahu harus bagaimana saat itu. kondisi badan yang lelah karena hampir tidak tidur, berkali-kali mondar mandir untuk memenuhi persyaratan pembuatan surat-surat, tidak memiliki cukup uang untuk melakukan sesuatu, kehilangan banyak barang, juga pikiran-pikiran lain yang terus beradu untuk membuat saya menangis. 


Hari minggu siang, saya menangis tersedu-sedu.


Setelah itu, saya merasa lega karena kejadian baik menghampiri saya. Dompet saya ditemukan, walaupun atm, uang, ludes. Saya mendapatkan servis gratis atas ponsel yang sudah tidak bergaransi, dan mungkin masih akan datang kebaikan-kebaikan dan keajaiban lainnya. dan mungkin juga, kisah malam minggu kelabu/terkutuk yang tergambar dari kejadian “bocornya ban motor” adalah semacam rambu-rambu agar saya tidak keluar pada sabtu malam. Ah, semuanya aneh memang, tapi saya suka keanehan.


Hari ini, Rabu(18/4) saat saya menuliskan tulisan ini, saya sedang merasa sangat kesal. Saya yang merasa sudah ‘legowo’ tiba-tiba merasa sangat kesal. Seorang teman saya malah mengatakan “Handphonemu yang baru itu? ah, padahal aku pengin banget Hp itu”. atau saat dia mengatakan “Kenapa kamu gak teriak? Hrusnya kamu teriak”. Ayolah kawan, sebagai seorang calon psikolog, apakah itu yang harus dikatakan? Bukankah ucapan semacam itu hanya akan membuat si korban(baca:saya) merasa semakin kehilangan dan merasa bodoh serta sial?


Kadangkala, orang-orang yang baru saja kehilangan sesuatu atau merasa sulit menerima sesuatu, harus dibawa ke dalam nuansa berbeda. Kadang, mengalihkan sudut pandang dalam melihat masalah -seperti menerima, bersyukur karena tidak disakiti, atau merasa beruntung karena tidak membawa laptop saat kejadian, dsb-dapat membuat seseroang merasa lebih tenang dan bersyukur atas hidup yang dijalaninya. Mempersoalkan yang telah hilang dan mengutuki keadaan toh hanya akan membuat hidup terasa lebih berat, bukan begitu?


Terakhir, bukan hanya karena menyesal saya menuliskan curhatan ini, namun, karena saya tahu, mungkin Anda juga pernah mengalami hal serupa. Saya ingin Anda menjadi saksi saat kejadian baik datang dan menggantikan hal-hal baik yang telah terampas; hilang.
separador

1 komen:

Say_Ane mengatakan...

Yang penting, kamu baik-baik aja, Mega....

Cari

profil

Foto saya
seolah hitam, padahal kelabu.

sahabat

Blog Archive

Categories