yang udah berkunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

MAKASIH KUNJUNGANNYA, MAMPIR LAGI YA...

Kamis, 09 Februari 2012

INI MUDAH


Entah sudah berapa detik yang tergadaikan demi sebuah obsesi. Ribuan bulir keringat jatuh tercucur lantas terinjak. Namun takdir belum mempertemukanku dengan sang pujangga. Dia yang akan membawaku ke dalam damai dan puas terhadap segala bubuh yang terkulai dalam rengkuhanku. Sebab aku terkurung dalam sendu.


Segala hal terlihat begitu menyedihkan saat gagal. Bahkan sekalipun hal ini tak berpengaruh sama sekali pada kegagalan. Ketika seseorang sedang bersedih, segala hal disekitarnya tampak seperti neraka. Hanya kegagalan dan kesedihan, derita serta tangis yang tampak di depan matanya. Kedengarannya mengejutkan, kan? Pada saat saya menuliskan bagian ini, ya...yang berwarna bold saya merasa bangga pada diri saya sendiri. Sebab, itu berarti saya masih mengingat mata kuliah psikologi sosial yang saya pelajari hampir 1 tahun lalu. Merasa pintar ? agaknya demikian.


Well, pada baris berikutnya(baris ini) mood saya berubah lagi. Ketika saya melihat IP semester ini, (saya sangat benci persoalan remeh seperti ini, tapi mau-tidak mau, saya harus menggantungkan hidup saya padanya) saya merasa ‘bodoh’. Hasil studi semester ini jauh dari harapan saya.


Kemudian saya bertanya-tanya. Apa yang salah?


Bukankah saya masih orang yang sama ketika beberapa waktu lalu mendapatkan hasil yang gemilang soal hal remeh ini? tentu saja. Kurasa, kapasitas otakku pun sama. Saya masih harus membaca. Walaupun jengah. Sebab, saya harus membuka kamus bahasa inggris dan terdiam sejenak untuk memahami. Bukankah saya masih menyukai ilmu psikologi? Tentu saja.


Jadi, seharusnya hasil semester ini sama dengan semester sebelumnya. Bahkan lebih baik, karena saya semakin memahami apa yang sedang saya pelajari. Namun, sepertinya tidak ada hal yang statis disini. Kenaikan tingkat,bertambahnya semester, agaknya memerlukan peningkatan kapasitas juga. Tentu bukan kapasitas otak, sebab organ satu ini agaknya tidak dirancang untuk berkembang dengan ekstrim pada usia dewasa. Namun, peningkatan yang lain. Mungkin fleksibelitas, barangkali usaha, atau mungkin ketahanan terhadap kegagalan. Entahlah. Semua orang memiliki kecenderungan tersendiri.


Ngomong-ngomong soal kecenderungan, saya ingin menjadi pohon dalam hal ini. Mereka memiliki jutaan daun dan pada saatnya, sebagian dari dedaunan akan jatuh lantas daun baru bertumbuh. Di tanah, mereka akan membusuk dan memberikan nutrisi baru bagi si pohon. Saya selalu percaya, kegagalan akan memberikan nutrisi baru bagi perkembangan seseorang. Tidak selalu kemampuan. Kegagalan bukan hanya ‘kemenangan yang tertunda’. Dia akan membuat seseorang lebih kuat. Suatu hari nanti ketika saya mendapatkan permasalahan/kegagalan lagi, saya selalu bisa meyakinkan diri  sendiri “Kamu pernah melewatinya, ini mudah diatasi”.


Bukan hanya itu, saya membutuhkan kegagalan, hanya untuk berkata “Jangan takabur.” Atau agar saya bisa lebih mendekatkan diri kepada Sang Pemberi Kegagalan maupun Kemenangan. Dan saya selalu percaya, kegagalan bukanlah kemenangan yang tertunda. Kegagalan adalah jalan untuk mencapai kemenangan.  Saya yakin, saya akan memperoleh kemenangan lagi.

separador

0 komen:

Cari

profil

Foto saya
seolah hitam, padahal kelabu.

sahabat

Blog Archive

Categories