Ada suatu malam dimana kesepian menjadi hal yang menarik
untuk dibicarakan. Namun, betapa pun menariknya hal tersebut, aku tetap
menjadikannya obrolan tingkat bawah. Obrolan yang tidak perlu dibicarakan, atau
layak digossipkan. Tak seorang pun perlu mendengar, atau mengetahuinya. Karena kesepian
tak pernah bisa dibagi. Membagi kesepian sama artinya dengan menghilangkannya.
Kau benar, aku ingin mengenyahkannya. Namun, entah mengapa,
dia layaknya rahim yang terus memupuk dunia lembut untuk kutempati. Dan aku,
bodohnya, menjadi penghuni tetapnya. Dini hari ini, aku sedang berpeluk dengan
si rahim. Kau tahu kenapa? Karena sulit menghindarinya.
Di luar, ada seorang sahabatku dan pacarnya yang masih
sedang bicara dan membicarakan sesuatu yang entah apa. Di kamar sebelahku,
seseorang sedang tidur dan hidup dalam mimpinya. Beberapa yang lain, telah
pulang ke rumah karena saat ini adalah liburan panjang. Dan aku ? Jangan
tanyakan aku. Mari bicara soal hal lain.
Bicara soal kesepian, dia ada disini. Di dalam pikiran gadis
yang melihat laptop dan membicarakan kesepian. Kini, gadis itu sedang menghidupi
bayi kesepian yang baru saja lahir. Dia menggunakan satu tangan dan satu kecupan. Tak ada yang lain. Tidak ada yang berubah,
kecuali, aku menjadi semakin kesepian.
Yogyakarta, tempat kost.
24 maret 2012. 01.02
0 komen:
Posting Komentar