kematian, fenomena menakjubkan yang penuh rahasia. kenapa si kematian itu perlu?
setelah googling dan gak menemukan referensi, akhirnya aku berusaha merenung dan menjadi sok filsuf. apapun itu,aku nemuin 3 alasan kenapa manusia-semua makhluk fisik- harus mati, baca aja, siapa tau ada yang mau nambahin.
1. Segala benda fisik mengalami kesudahan
Sudah merupakan ketetapan alam jika semua yang bernyawa akan mati dan semua benda mati akan hancur dan lenyap dari muka bumi. Perlu dipahami jika kondisi suatu benda fisik tidak akan seprima saat pertama kali ia terbentuk, melainkan terus menerus turun kualitasnya. Contohnya ketika kita membuat sebuah pagar dari besi, bukankah ia tampak begitu kokoh dan indah ketika pertama kali terbentuk ? kemudian seiring berjalannya waktu dengan banyaknya oksidasi yang menyebabkan besi itu berkarat dan makin rapuh dan tidak layak pakai lagi,itulah saat dimana ia harus pensiun.
Sedangkan bagi manusia yang merupakan makhluk fisik pula mengalami hal yang serupa. Kondisi tubuhnya yang baik akan terus mengalami penurunan kualitas hingga akhirnya tidak dapat di gunakan sama sekali. Penglihatan manusia awalnya memang tajam hingga ia bisa membedakan ribuan jenis warna dan bentuk, namun seiring berjalannya waktu kemampuan luar biasa ini akan berkurang. Tengok saja nenek atau kakek kita, bukankah hanya untuk membaca saja mereka memerlukan kacamata ? Dan kematian adalah cara paling bijak untuk mengakhiri dunia yang bersifat fisik. Tidak ada seorangpun yang bisa menghindari kematian, sedangkan obat-obatan yang diminum ketika sakit atau makanan yang kita makan ketika kita kelaparan bisa dianalogikan dengan pengolesan cat pada pagar untuk mengurangi oksidasi dan memperpanjang umur pagar, tetapi tidak membuat pagar itu abadi. Keabadian suatu benda fisik adalah kemustahilan.
2. Bumi tidak dapat bertumbuh sedangkan manusia terus bertambah
Bumi merupakan tempat dimana manusia menggantungkan hidup padanya, mencari manfaat darinya dan menjadikannya sebagai tempat berlindung. Perkembangan ilmu pengetahuan abad ini masih menggantungkan kehidupan sepenuhnya pada bumi. Manusia adalah makhluk hidup yang terus tumbuh dan berkembang biak. Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia mencapi 206 juta jiwa,pada tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia mencapai hampir 219 juta jiwa dan terakhir pada tahun 2010 jumlahnya meningkat menjadi 237,56 juta jiwa. Sementara luas wilayah Indonesia tetap. Wilayah Indonesia tidak dapat bertumbuh dan berkembang biak seperti halnya manusia. Jika kematian tidak ada, bukankah Indonesia dalam 2 abad mendatang misalnya akan penuh sesak oleh manusia? dan mustahil ada sumber daya alam yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka semua. Kematian adalah solusi yang alamiah yang Tuhan berikan kepada manusia.
3. kematian adalah siklus untuk mempertahankan kehidupan
Kehidupan pada dasarnya hanya proses perpindahan energi dari satu makhluk ke makhluk lainnya. Kehidupan adalah transfer energi yang tidak bisa diputus, karena bila ia terputus di salah satu bagian maka berakhirlah kehidupan.
Mengingat kembali jaring-jaring makanan, kita akan menemukan jika garis kematian dan kehidupan adalah sangat tipis. Diawali tumbuhan misalnya, ia merupakan produsen yang menghasilkan zat organik yang sangat dibutuhkan oleh binatang dalam mempertahankan eksisteninya di alam. Ulat sebagai pemangsa tumbuhan memanfaat zat organik itu yang ada di dalam tanaman dan mengubahnya menjadi energi, kemudian burung memakan ulat dan mengubah zat organik yang ada didalam tubuh mangsanya menjadi energi pula.
Proses makan dan dimakan ini terus berlanjut hingga pada suatu titik yang membuktikan jika kehidupan adalah imajiner jika kematian tidak pernah ada. Tumbuhan sebagai produsen, tidak mungkin mendapatkan energinya dari makhluk hidup lain untuk terus bertahan hidup. Dan alam menghadiahi kita dengan keajaiban. Tumbuhan memanfaatkan makhluk yang telah mati dengan bantuan dekomposer kemudian mengolahnya menjadi zat organik untuk bertahan hidup dan menghidupi makhluk lainnya.
0 komen:
Posting Komentar