yang udah berkunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

MAKASIH KUNJUNGANNYA, MAMPIR LAGI YA...

Rabu, 29 Februari 2012

BERTAHAN DAN MENYERANG


Ketika pertamakali masuk dalam dunia kepenulisan(yang tentu saja kupelajari secara otodidak), aku lantas tersedot. Hingga kini, aku tidak bisa keluar dari dunia semacam itu. Barangkali bukan karena aku terlalu mencintainya, namun, karena aku gak punya pilihan lain. Sepertinya aku gak punya keahlian lain kecuali menulis. (itupun kalau aku sudah dianggap ahli, dan kurasa, masih sangat jauh). Jadi, aku terus berkecimpung di sana hanya untuk meyakinkan diriku sendiri apabila “aku punya keahlian”. 


Tapi, agaknya tidak juga. Ketika aku mulai kesal dan lelah pada sesuatu, aku akan menggunakan jari-jariku untuk melampiaskannya, di dalam tulisan. Folder NOGA, yang sebenarnya adalah singkatan NOVEL MEGA(yang kubuat 3 tahun lalu karena obsesiku menulis novel), menjadi tempat sampah. Dia selalu kubuka dan kutambahi isinya dengan tulisan-tulisan, entah yang jelas, atau tidak sama sekali. Entahlah, barangkali, aku memang telah tersedot terlalu dalam.


Setelah bertahun-tahun menulis, aku memasuki beberapa forum kepenulisan dan jurnalistik, baik forum nasional, lingkup universitas maupun fakultas. Dan aku semakin terjebak di dalamnya.  Kini, setelah aku menjabat di sebuah posisi yang lumayan penting di sebuah badan jurnalistik(sebut saja Batik), aku benar-benar terjebak. Permasalahan yang kuhadapi bukan hanya “kebosanan menulis”, “tidak ada ide menulis” dsb. Namun, masalah yang lebih besar. Lebih kompleks daripada permasalahan individual dan remeh.


“Bagaimana caranya menghidupi organisasi ini?”


“Apa yang harus kulakukan untuk membuatnya bertahan?”

Terus terang, Batik sedang berada di kondisi hampir krisis saat ini. Krisis SDM dan uang. Banyak yang hilang, namun sedikit yang datang. Lalu soal uang ? bagaimana harus mengatakannya ya? Pinjem istilah teman, uang itu nomer 2, tapi nomer 1nya gak ada. Well, uang itu seperti segalanya bagi Batik. Tanpa uang, tidak akan ada yang bisa diterbitkan. Tidak akan ada ketidakadilan yang disuarakan. Itu secara eksplisit, namun, dalam diam dan kesulitan, Batik mengajarkanku hal lain. Hal yang terlalu elit untuk dibicarakan kaum yang mengagungkan uang dan kekuasaan. Ya,  benar, uang itu nomer 2, tapi nomer 1,3,4,5 hingga tak terhingga adalah komitmen dan kebersamaan. 


Selama ini, aku selalu berpikir jika kebersamaan adalah dongeng orang miskin yang gak punya cara lain untuk menghibur diri kecuali bercanda-canda bersama. Atau orang-orang kesepian yang setiap malam selalu membayangkan seseorang yang akan mendongeng untuknya. Namun setelah menyadari jika ada banyak hal yang hilang ketika satu per satu mulai meninggalkan organisasi ini karena kepengurusannya telah habis, atau hanya satu atau dua yang agaknya tetap berkomitmen untuk membangun organisasi ini, lantas selebihnya hilang entah kemana, aku merasa hilang. hilang arah, hilang kepercayaan diri, hilang harapan.


Memang, aku berhasil menarik beberapa pengurus yang ‘sayup-sayup tidak terdengar’, tapi, hanya secara fisik. Secara emosional, aku masih belum berhasil. Aku takut, jika nanti, orang-orang akan meninggalkan organisasi ini lantas digantikan oleh organisasi-organisasi baru yang lebih seksi dan bernuansa hura-hura. Bahkan, aku sendiri takut jika aku pun melakukan hal yang sama. Mungkin aku akan sangat kelelahan saat berjuang,menguatkan Batik agar terus bertahan. Namun, barangkali disuatu masa, aku akan merasa sangat amat kelelahan lalu menyerah, dan aku melupakan Batik. Aku lupa pada tulisan. Aku lupa pada perjuangan. Ya, suatu masa itu, barangkali akan hadir suatu hari nanti. Namun sebelum hal itu terjadi, aku pastikan diriku akan berada disana untuk menolak pikiran semacam itu mentah-mentah.


Sebab, sekecil apapun itu, seremeh apapun yang telah Batik berikan, dia tetap menjadi bagian dari romansa kehidupan. Untuk aku, untuk kamu, bahkan untuk semua orang yang telah membaca karyanya. Kehilanga Batik sama artinya dengan kehilangan romansa.Namun hal itu tentu saja tidak akan terjadi, sebab, Batik adalah organisasi yang kuat, yang telah bertahan puluhan tahun. Telah dihidupi ratusan orang dan jutaan keringat. Dan aku selalu percaya, Batik akan tetap berjuang, bersiap menyerang, tahan di medan perang. Dia akan berhasil melawan perubahan, mencabik kesulitan, lalu meraih masa kejayaanya kembali, sebentar lagi.

separador

3 komen:

Say_Ane mengatakan...

Mungkin meski tersingkir, terlalu banyak sisa keraguan di hati kita. Kehilangan dan rasa kecewa yang terlalu berbekas.
Tapi tidak bisa dipungkiri, Batik telah memberiku banyak hal. Dan mungkin nantinya, itu yang membuatku ingin bertahan bersama kamu. :D

Nurul Fajriyah Prahastuti mengatakan...

Semangat Mega, jangan dianggap beban, anggaplah peluang. dengan orang yang sedikit itu, kamu bisa menciptakan orang-orang hebat, fokus ga :D

mega fitriyani mengatakan...

@Say_Ane:
Bunga tumbuh setelah musim dingin usai, lantas menjadi lebih indah. Ulat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu setelah menjadi kepompong. Mungkin, masa ini akan menjadi fase metamorfosis bagi Batik, dan kita tentu saja.

@Nurul Fajriyah :
iya, ini tantangan. Fase ini adalah batu loncatan untuk berkembang dengan matang

Cari

profil

Foto saya
seolah hitam, padahal kelabu.

sahabat

Blog Archive

Categories